ONCOM - Sorak sorai warga terdengar di depan wisma Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (17/8/2024).
Keriuhan tersebut membuat saya, hinta Dwi Ayu, , penasaran. Saya pun memutuskan untuk mendekat ke sumber teriakan gembira itu.
Sesampainya di sana, terlihat banyak warga yang berkumpul menyaksikan perlombaan panjat pinang untuk memperingati HUT ke-79 Republik Indonesia (RI).
Seperti diketahui, panjat pinang memang lomba khas saat momen peringatan Kemerdekaan Indonesia. Di pos lintas batas itu, tampak dua batang pohon pinang dengan ketinggian lima meter dan tujuh meter.
Batang pohon pinang dengan ketinggian lima meter untuk lomba para pelajar SD dan SMP. Sementara batang pohon pinang dengan ketinggian tujuh meter diperuntuhkan bagi orang dewasa.
Jika hanya memanjat pohon pinang saja tentu bukan hal sulit bagi warga perbatasan Indonesia-Timor Leste itu. Hal yang menjadi tantangan adalah olesan oli pada pohon pinang tersebut.
Olesan oli tersebut membuat pohon pinang sulit dipanjat. Peserta pun lomba akan sering terpeleset.
Pada lomba panjat pinang itu, setiap regu beranggotakan lima hingga enam orang anak. Mereka bahu membahu agar bisa mencabut bendera di atas batang pohon pinang itu.
Anak memiliki tubuh paling kuat tumpuhan di bawah agar teman-temannya bisa meraih bendera merah putih tersebut.
Sesekali, ia terlihat mengernyitkan dahinya. Ekspresi itu sebagai pertanda betapa berat beban yang harus ditopang pundaknya.
Namun, kesulitan bukan hanya dirasakan oleh anak yang berada di posisi bawah. Anak yang bertugas memanjat batang pohon pinang untuk meraih bendera juga tidak mudah.
Ia harus lihai memanjat pundak demi pundak rekan-rekannya yang sudah terlanjur licin terkena oli.
Beberapa regu gagal meraih bendera meski sudah berada di atas karena anak yang berada di posisi bawah tak kuat menahan beban. Namun, ada pula regu berhasil meraih bendera yang tertancap di atas batang pohon pinang itu.
Warga yang menyaksikan perlombaan ini terlihat begitu antusias dan memberikan dukungan kepada para peserta panjang pinang.
Beberapa juga ada yang tertawa terpingkal-pingkal karena tak kuasa melihat ekspresi anak-anak ketika melakukan panjat pinang.
Yolenta (49) merupakan salah seorang warga yang terlihat begitu gembira menyaksikan ajang perlombaan ini.
Meski buah hatinya tak ikut lomba panjat pinang, Yolenta mengaku begitu bahagia menyaksikan anak-anak berkompetisi.
"Setiap tahun ada panjat pinang, senang sekali," kata dia saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Sabtu.
Ia tak mau terlewatkan setiap momen peringatan Hari Kemerdekaan di PLBN Motamasin.
Baginya, menyaksikan rangkaian upacara dan perlombaan di PLBN Motamasin sangat seru dan merupakan pengalaman tak terlupakan.
Liputan Peringatan HUT Kemerdekaan di PLBN Motamasin merupakan kolaborasi antara Kompas.com dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI.